Aku melangkahkan kedua kaki ini secara bergantian menuju tempat kuda besiku terparkir di belakang sekolah. Dengan sesekali mengelap cucuran keringat yang mengalir deras di dahiku dan menjatuhkannya ke jalan aspal yang aku lalui ini.
Matahari memang sedang berada tepat sejalur dengan kepalaku. Maklum saja, ini memang siang hari bolong. Jarak dari ruang kelas ke tempat parkir memang lumayan jauh dan sedikit melelahkan.
"Hufttt, nyampe juga." kataku pelan sambil membuang napas perlahan dan menaiki motorku.
Motorku ini termasuk motor berkekuatan besar, atau yang sering disebut oleh kebanyakan orang dengan sebutan, 'MOGE'. Maklum, aku sangat suka mengolahragakan jantungku dengan sesekali mengajak ngebut motor ini ketika jalanan sedang sepi.
Tanganku langsung mengangkat helm yang kuletakkan di atas pahaku, lalu memasangkannya pada kepalaku. Namun, pandanganku tiba-tiba terfokuskan pada seorang perempuan yang tengah duduk sendirian di bangku taman yang terletak di samping area parkir ini.
Dia yang sejak tadi kuperhatikan sedang menundukan kepala, seketika langsung melihat ke arahku seperti mengetahui jika aku sedang memperhatikannya dan melontarkan sebuah senyuman manis ke arahku. Senyuman yang dapat membuat setiap kaum Adam terpesona dan jatuh hati ketika melihatnya. Senyuman itulah yang membuatku jatuh cinta dan pernah menjalin hubungan bersamanya.
TIGA BULAN LALU
Aku membuka pintu ganda sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat banyak jenis-jenis kue. Ya, aku sedang berada di toko kue untuk memesan sebuah kue ulang tahun untuk Cindy. Gadis pemilik senyum manis itu sedang berulang tahun hari ini.
"Cindy pasti kaget nih, kan dia taunya gue lagi di luar kota. Hehehe." berbisikku sambil keluar dari toko kue itu. Lalu aku menuju parkiran untuk mengambil motor yang kutitipkan pada petugas parkir di situ dan bergegas pergi ke rumah Cindy.
Rintik hujan turun dari gerimis menjadi deras.
"Ah sial! Aku lupa membawa jas hujan, yasudahlah toh rumah Cindy hanya tinggal beberapa meter lagi dan kuenya aman karena dibungkus plastik." sambil membasuh muka yang terkena air hujan.
RUMAH CINDY
Aku tiba di rumah Cindy dengan badan basah kuyup dan menggigil.
"Namanya juga cinta, butuh perjuangan dan pengorbanan. siapa tahu aja nanti dipeluk Cindy. hehehe." sambil mengusap-usap kedua tangan berharap menjadi hangat.
Kubuka bungkusan plastik itu, lalu mengeluarkan kardus yang berisi kue. Kuraba-raba kantung celana untuk mengambil sebuah korek api yang biasa kugunakan untuk membakar sebatang rokok agar asapnya dapat kuhirup.
Setelah lilin yang berbentuk angka "tujuh belas" telah kunyalakan, maka aku langsung masuk ke dalam, kebetulan pintunya tidak tertutup.
Aku mendengar suara tv yang terdengar lumayan keras. "pasti Cindy lagi nonton tv, nih." berkataku dalam hati.
Aku menuju ruang tv dan sentak terkejut melihat orang yang kusayangi -yang menjadi tujuanku untuk kesini- sedang duduk di pangkuan seorang lelaki dan mengalungkan tangannya di leher lelaki itu. Sambil bibir mereka mengulum satu dengan yang lainnya. Hal itu yang biasa kulakukan dengan Cindy ketika rumah ini kosong.
Cindy yang sejak tadi memejamkan kedua matanya dan menikmati bibirnya dikulum oleh lawan mainnya, tersadar dan terkejut oleh kedatanganku. Aku tersenyum dan mengarahkannya pada mereka berdua, kue yang kubeli dengan uang jajan yang kutabung kuletakkan di atas meja, dan meninggalkan mereka berdua yang masih berpangkuan.
"Biarkan rintik hujan mencampuri air mataku yang tak kuasa tertahan di bendung mataku. Terkadang, aku iri dengan wanita; mereka tak malu menangis di mana saja, kapan saja. Namun kami, lelaki? kami harus berusaha tetap tegar walaupun hati sangat sakit, menangis harus mengumpat dulu." ujarku dalam hati dan menatap langit yang kelabu.
Kini ragaku kembali terguyur oleh buliran air hujan, berharap rasa sayangku pada Cindy ikut luntur terbawa oleh air hujan.
Sepasang tangan melingkar di pinggangku dan memelukku. Pelukannya terasa hangat, aku tahu itu Cindy.
"maafkan aku, Sayang." ujarnya. Tanpa membalas perkataannya, aku melepaskan tangannya yang melingkar dari pinggangku, menghidupkan motor lalu meninggalkannya yang sedang menangis penuh penyesalan.
"maafkan aku, Sayang." ujarnya. Tanpa membalas perkataannya, aku melepaskan tangannya yang melingkar dari pinggangku, menghidupkan motor lalu meninggalkannya yang sedang menangis penuh penyesalan.
Maka itu, aku menjauh darinya sekarang; berusaha mematikan rasa memiliki menjadi rasa tak memiliki.
***
http://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/07/nah-ini-5-posisi-seks-agar-pria-tahan.html
BalasHapushttp://jutawandomino206.blogspot.com/2017/07/heboh-viral-pak-kades-tidur-ditumpukan.html
http://detik206.blogspot.com/2017/06/sering-di-hooh-oleh-pacar-ibu-siswi-sd.html
HALLO BOSS YUK DAFTARKAN SEGERA DI DOMINO206.COM JUDI ONLINE TEPERCAYA & AMAN 100% !
SANGAT MUDAH MERAIH KEMENANGAN TUNGGU APALAGI AYO BURUAN DAFTARKAN BOSS ^_^
UNTUK PIN BBM KAMI : 2BE3D683/WA(+855 8748 0626) SILAHKAN DIADD YA:-)
DOMINO206.COM MENYEDIAKAN 7 PERMAINAN
- ADUR-Q
- DOMINO99
- BANDAR-Q
- POKER
- BANDAR POKER
- SAKONG
- CAPSA SUSUN