Menghilangkan rasa penat di dalam otak dengan pergi ke hamparan alam bebas. Pantai, suara ombak yang mampu membuat ketenangan dalam jiwa yang sedang dilanda rasa gundah gulana, suara burung camar yang berkicau sambil terbang bebas bersama kawanannya, hamparan pasir putih yang rela saat ini aku injak-injak dan, barisan pohon kelapa yang sedikit menunduk ke arah pantai yang seolah ikut bersedih melihat suasana hatiku saat ini.
Terduduk aku saat ini di hamparan pasir putih sambil membiarkan sepasang kaki ini terendam oleh air laut. Sambil menarik nafas panjang, lalu membuangnya dengan perlahan sebagai tanda, aku mengagumi segala keindahan yang Tuhan ciptakan di dunia ini.
Seperti biasa yang setiap hari rutin aku lakukan bila tidak ada kegiatan. Menunggu senja, iya. Langit sore yang sangat-sangat indah dengan warna kuning kemerah-merahan. Sambil menunggu senja datang, aku merenung. "kenapa secepat itu dia pergi? Kenapa secepat itu dia bisa mencintai laki-laki lain setelah kami berpisah? Kenapa sangat cepat hubungan ini terjalin?".
"bila kita berjodoh, suatu saat nanti kita akan dipertemukan kembali dalam satu ikatan cinta yang abadi" tiba-tiba suara itu menjawab pertanyaanku yang aku renungkan di dalam hati.
Aku terkejut lalu melihatnya (orang yang aku cintai) sedang duduk di sampingku dan bersandar di bahuku. "ya Tuhan, apakah ini kenyataan? Orang yang aku cintai sedang duduk dan bersandar di bahu ini" kembali aku renungkan pertanyaan ini di dalam hati. Sampai aku tersadar dan melihat ke arahnya dan dia sudah tidak ada, tadi hanya halusinasi saja. Ah sialll..
Betapa indahnya suasana senja di pantai ini. Mungkin akan lebih indah bila hubungan kita masih terjalin dan kamu menemaniku disini sambil bersandar di bahu ini.